Core Banking merupakan salah satu elemen vital penyusun teknologi informasi di Bank. Core Banking adalah jantung dari sebuah Bank.
Di dalam core banking tersimpan data nasabah dan rekening mereka serta semua transaksi sejak nasabah membuka rekening di bank sampai menutupnya.
Core Banking umumnya diasosikan dengan retail banking. Fungsi core banking yang paling mendasar adalah melayani nasabah untuk kebutuhan funding, lending dan deposit uang. Fungsi lain core banking adalah merekam semua transaksi yang terjadi dalam rekening nasabah baik itu berupa tabungan, loan, kpr, maupun transaksi pembayaran.
Akses ke core banking dapat dilalukan melelui banyak channel seperti Teller (Cabang), ATM, Internet Banking, Mobile Banking dan lainnya.
Pada masa ini akses ke core banking sudah dilakukan secara real time melalui proses online. Hal ini didukung oleh kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang memungkinkan informasi untuk dibagikan antar cabang secara cepat dan efisien. Beberapa dekade yang lalu biasanya membutuhkan waktu paling sedikit satu hari untuk melihat transaksi dalam rekening karena setiap cabag bank memiliki server sendiri dan data baru dapat diperbaharui melalui proses Akhir Hari (EoD -End of Day) yang mengirimkan data cabang dalam bentuk batch ke data center.
Core Banking mungkin juga merupakan singkatan dari "centralized online real-time electronic banking" - hal ini berarti bahwa semua cabang bank tersebut akan mengakses aplikasi ini dari datacenter yang terpusat. Ini artinya transaksi yang terjadi langsung di-update ke server bank dan setiap nasabah bisa melakukan transaksi dari cabang manapun di seluruh dunia. Dengan kemajuan di sisi retail ini maka nasabah korporasi sangat diuntungkan dan bank dapat menyediakan solusi-solusi bank yang komprehensif untuk nasabah korporasi.
Gartner mendefinisikan sebuah Core Banking System sebagai sebuah sistem back-end yang memproses transaksi bank setiap hari, dan melakukan update ke rekening serta data keuangan lainnya.
Berdasarkan model kepemilikannya (dari perspektif bank) maka solusi core banking di Indonesia dapat dibagi menjadi 2:
1. Beli putus / License
2. Sewa / Outsourcing
1. Beli putus / License
Solusi Core Banking yang ada di Indonesia dengan skema beli putus / license adalah:
a. Silverlake
b. TCS-Bancs
c. FIS Systematic
d. BankVision
e. Oracle Flexcube
f. Temenos T24
g. FIS IBS
h. Mysis Equation
2. Sewa / Outsourcing
Solusi Core Banking yang ada di Indonesia dengan skema sewa / outsourcing adalah:
a. Alphabits dari TelkomSigma (www.telkomsigma.co.id)
b. Olibs dari Collega (www.collega.co.id)
c. Temenos T24 dari Fortress (www.fds.co.id)
d. FIS Profile dari Fortius (www.fortius-si.co.id)
e. BankVision dari Visionet (www.visionet.co.id)
3 COMMENTS